KURMA DAN SARANG SEMUT
Dua hari yang lalu (Ahad, 31 Agustus 2008) saya melakukan supervisi rutin di kebun kurma Menganti. Satu persatu kurma saya periksa dan saya sirami agar tidak layu, mengingat musim kemarau sangat menyengat .
Betapa kagetnya saya saat menyiram salah satu kurma. Saya digigit semut merah yang cukup banyak. (waduh bisa dibayangkan sakitnya kan?) Ternyata pohon saya yang satu ini telah menjadi sarang semut. Sakit hati rasanya (kacian deh lu).
Ketika semut sudah bersarang di akar pohon, bukan tidak mungkin semut akan memanfaatkanya bukan hanya sebagai tempat berlindung dari sengatan matahari,namun juga memanfaatkan akarnya untuk cadangan makanan. Wah gawat!. Pohon kurma kalau tak punya akar bisa mati (harus ada tindakan tegas!)
Kejadian ini saya konsultasikan dengan abah saya yang sudah sangat pengalaman jadi petani (beliau berumur 80 tahun tapi lebih sehat daripada saya). Beliau menyarankan untuk membasmi semut dengan SEVIN.
Tanpa berpikir lama saya mengambil pestisida anti hama yang sudah lazim dipakai para petani di Menganti ini. Pestisida ini berfungsi untuk membasmi semut, belalang, wereng dll. Pestisida buatan PT Bayer ini kalau di Menganti gampang ditemukan di toko pertanian dan warung-warung kecil. Harganya cukup murah hanya Rp.12.000,-
Satu sendok makan penuh SEVIN saya campur dengan 600 cc air.lalu dimasukkan sprayer (semprotan) dikocok-kocok lalu segera saya disemprotkan ke sarang semut. Eh... tiba-tiba semprotan macet. Wah sakti juga nih semut (pikir saya..) begitu disemprot, semprotan langsung macet.
Karena saya sudah kadung mendongkol, tutup semprotan saya buka lalu saya tuangkan semua isi ke sarang penyamun (eh...sarang semut). Lho kok semut tidak ada yang mati?. Saya langsung mengambil linggis untuk menggali sarang.
Begitu saya kembali ke lokasi penyamun (kira-kira 5 menit) betapa kagetnya saya ternyata semut-semut yang tadinya kelihatan tidak bisa mati sudah pada terkapat mati tersungkur tak bernyawa (persis seperti korban bom dari teroris)
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Zainun Nasich (Zen)
Kurma Indonesia
Indonesian Date Palm Research and Development
Menganti Gresik Indonesia
www.kurma-indonesia.blogspot.com
1 Komentar:
Pada Rabu, 26 Mei, 2010 , Ahmad mengatakan...
Syabbas Indonesia udah punya mula tanaman kurma kalo bahasa Arab muda disebut rutab, yg mateng tamar.
Semoga dlm wkt mendatang nggak perlu impor kurma dari mancanegara, serta memperkaya hasil lahan Indonesia.
Hanya suatu yg agak memprihatinkan apa mungkin di penjagaannya tanpa bahan kimiawi yakni yg disebut organik kerna sudah pasti akan mendapat tempat di hati para konsumen yang semakin peka akan bahan pangan bebas kimia.
Terima kasih sebelumnya.
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda